Tiga tahun yang lalu saya pernah menulis tentang memprioritaskan kembali blog pribadi saya ini dibanding mengutamakan media sosial. Di artikel tersebut saya tidak menyebutkan alasan spesifik, karena saat itu memang saya hanya ingin menghidupkan kembali blog ini. Terbukti beberapa tahun kemudian keputusan saya tersebut menjadi keputusan yang tepat. Mengapa begitu? Kini saya punya alasannya.
Ketika saya melihat data kunjungan pembaca blog ini, ternyata paling banyak justru datang dari mesin pencari seperti Google, Bing, dan Yahoo. Kunjungan dari media sosial tidak seberapa besar. Bayangkan misal saya hanya menulis di Twitter dan Facebook, maka tulisan saya mungkin banyak yang sulit ditemukan oleh orang lain.
Beberapa tahun yang lalu saya pernah rajin menulis di Medium. Tulisan saya juga banyak dibaca orang di platform tersebut. Tulisan di Medium juga dulu mudah ditemukan dengan menggunakan mesin pencari. Akhirnya saya totalitas. Domain pribadi pun saya arahkan ke sana.
Beberapa tahun kemudian, terjadi perubahan kebijakan. Medium tidak bisa lagi menggunakan domain sendiri. Hasilnya tulisan saya menghilang dari mesin pencari. Makin parah lagi akun saya ditangguhkan secara permanen karena dianggap melanggar term of service mereka, karena saya mempromosikan juga bisnis saya di masa itu lewat artikel-artikel di Medium. Padahal waktu awal-awal Medium muncul, hal tersebut tidak dilarang.
Kesal kan? Hal seperti itu tidak akan terjadi jika menggunakan platform sendiri. Contohnya, misal Vercel (blog hosting saya saat ini), memutuskan menangguhkan web saya, maka saya tinggal pindah hosting dengan mudah. Struktur URL dan alamat juga tidak akan berubah, sehingga tidak berpengaruh dengan hasil pencarian di mesin pencari.
Ini hal yang baru saja terjadi pada saya. Saya menggunakan Revue, layanan newsletter dari Twitter, untuk mengirimkan buletin kepada para pembaca yang berlangganan konten-konten saya. Ternyata, setelah Twitter dibeli oleh Elon Musk, layanan Revue pun akan dimatikan di akhir tahun 2022 ini.
Untungnya Revue hanya saya gunakan sebulan sekali untuk menginformasikan konten-konten yang sudah terbit duluan di blog ini. Jadi saya bisa tinggal dengan mudah ekspor data email pelanggan, dan pindahkan ke layanan newsletter lain. Bayangkan jika saya fokus menulis hanya di Revue, maka tentu saya akan merasa kesal lagi seperti kejadian di Medium.
Sebagai pembuat konten, mengutamakan domain dan website sendiri sebagai rumah dari konten-konten kita merupakan keputusan yang tepat. Kita jadi memiliki kontrol penuh atas konten-konten kita. Memang ada jenis konten yang cukup sulit untuk diletakkan di domain sendiri, yaitu konten audio dan video. Cukup rumit dan mahal jika kita mau hosting dua jenis konten tersebut di server sendiri. Itu mengapa konten video saya tetap berada di YouTube.
Akhir kata untuk para pembaca yang mau berlangganan buletin saya sebulan sekali, silakan mengunjungi halaman “Nawala dari 59°”, dan mendaftarkan surel kalian di sana. 😊