ASEP BAGJA

product engineer & electronic musician

Asep Bagja
Bahasa Indonesia
  • 4/3/2022
  • 6 menit baca

Cara Belajar Bahasa Asing Secara Mandiri

Selain bermusik saya juga senang mempelajari bahasa, baik bahasa pemrograman maupun bahasa asing. Beberapa bahasa asing yang pernah saya pelajari di antaranya Inggris, Cina (Mandarin), Finnish (Finland), Melayu (Malaysia), Hungaria, dan Estonia. Tapi beberapa di antaranya sudah mulai lupa karena tidak pernah dipakai. Bahasa asing yang masih aktif saya pakai dan pelajari sekarang hanya Inggris, Estonia, dan Melayu. Bahasa Inggris tentu saja karena itu sudah menjadi bahasa sehari-hari, Estonia karena sekarang saya tinggal di Estonia dan berencana untuk menetap jangka panjang, serta Melayu biasanya untuk berkomunikasi dengan teman-teman di komunitas indie maker yang isinya banyak orang Malaysia.

Taman Jepang di musim semi.
Taman Jepang di kota Tallinn di musim semi. Foto dari Unsplash saya.

Tahukah kamu kalau mempelajari bahasa asing dan menjadi seorang yang bilingual atau bahkan polyglot ternyata memiliki banyak manfaat. Beberapa di antaranya:

  • Membuka sumber ilmu baru. Misal seperti saya yang berkarir di dunia teknologi informasi, bahasa Inggris adalah bahasa yang penting dikuasai karena sumber-sumber belajar terbanyak, terbaru, dan mendalam biasanya menggunakan bahasa Inggris.
  • Memudahkan dalam menemukan informasi baru di Internet. Misal kamu ingin berjualan ke negara yang bahasa nasionalnya bukan Inggris, tentu kamu akan kesulitan jika hanya googling dengan menggunakan bahasa Inggris. Banyak informasi menarik yang dituliskan dalam bahasa lokal.
  • Memperlebar peluang untuk berkarir di luar negeri. Ini sangat saya rasakan saat saya iseng belajar bahasa Estonia di tahun 2018. Tidak ada niatan selain ingin tahu saja, dan saat itu saya pun masih mengurus perusahaan sendiri dari Bali lewat program e-Residency Estonia. Tapi ternyata tahun 2021 ketika saya mendapat wawancara pekerjaan di perusahaan Estonia, hal itu menjadi nilai plus di mata HR untuk merekrut saya. Walaupun sebetulnya di kantor juga tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi resmi.
  • Mengurangi resiko Alzheimer dan kepikunan. Dari sisi kesehatan, saya membaca kalau belajar bahasa asing kedua, ketiga, atau lebih dapat membantu mengurangi resiko terkena Alzheimer dan kepikunan karena otak dipaksa untuk selalu belajar dan bekerja.

Bersyukurlah untuk orang-orang Indonesia, kebanyakan dari kita sudah bilingual atau trilingual sedari kecil. Setidaknya mampu berbahasa Indonesia dan paham bahasa daerah masing-masing. Hal ini sangat membantu dalam mempelajari bahasa asing lainnya.

Alat bantu dan material belajar

Saya masih ingat dulu saat belajar bahasa Inggris ketika masih remaja, materi belajarnya hanya ada buku. Selain itu supaya ada teman mengobrol saya mengikuti les di lembaga bahasa LIA. Di era Internet seperti saat ini, belajar bahasa asing menjadi lebih mudah lagi karena ada banyak aplikasi ponsel pintar dan aneka macam situs untuk belajar. Berikut ini beberapa alat belajar saya dalam mempelajari bahasa asing.

Buku teks

Saya paling senang belajar bahasa asing dari buku teks, karena materi belajarnya terstruktur dari tingkat pemula hingga tingkat lanjut. Jika bahasa asing yang kamu target mudah dicari buku teksnya di toko buku, saya sarankan untuk membelinya. Saya menggunakan buku teks saat saya belajar bahasa Inggris, Mandarin, dan Estonia. Untuk bahasa Inggris dan Mandarin sangat mudah untuk mencarinya di Indonesia. Sedangkan saat belajar bahasa Estonia, saya hanya bisa mendapatkannya ketika sudah pindah ke Estonia karena tidak ada yang menjual di Indonesia.

Buku teks
Buku teks belajar bahasa Estonia dari tingkat A1 hingga A2 dan perkenalan B1.

Aplikasi untuk ponsel

Ada 3 aplikasi favorit saya untuk belajar bahasa asing. Aplikasi ini ada versi gratis dan ada versi berbayarnya.

Duolingo

Di antara tiga aplikasi favorit saya, hanya Duolingo yang paling banyak memiliki pilihan bahasa. Ada sekitar 19 bahasa yang bisa kamu pelajari di aplikasi ini. Saya menggunakan Duolingo saat belajar bahasa Mandarin, Hungaria, dan Finlandia. Kekurangan dari aplikasi ini menurut saya, cara belajarnya terlalu monoton. Pengguna hanya menjawab soal pilihan ganda baik berupa teks maupun audio untuk menghapal kata-kata.

Versi berbayar dari Duolingo memiliki fitur kuis untuk menambah pemahaman. Saya sendiri belum pernah mencoba versi berbayarnya.

Speakly

Speakly merupakan startup teknologi dari Estonia yang berfokus di pelatihan bahasa. Ada 7 bahasa yang bisa kamu pelajari di aplikasi ini yaitu Estonia, Russia, Spanyol, Perancis, Italia, Jerman, dan Finlandia. Saya menggunakan Speakly untuk belajar bahasa Estonia. Menurut saya pelajaran di Speakly lebih bervariasi dibanding Duolingo. Selain ada pilihan ganda, juga ada menulis kalimat, mendengarkan, dan berbicara. Di versi gratis dari Speakly hanya ada fitur pilihan ganda, menulis kalimat, dan mendengarkan kalimat pendek.

Untuk versi berbayarnya memiliki fitur yang lebih lengkap seperti mendengarkan dialog sehari-hari di kehidupan nyata, berbicara (tapi bukan mengobrol dengan orang), hingga rekomendasi musik dalam bahasa target yang baiknya didengarkan.

Jika kamu mau mencoba fitur premium Speakly secara gratis selama satu bulan penuh, kamu bisa menggunakan kode undangan saya di tautan ini.

italki

Saya menggunakan aplikasi ini untuk melatih percakapan dengan orang betulan. Jadi di aplikasi ini kita dapat mencari guru bahasa untuk melatih kemampuan komunikasi di bahasa yang sedang dipelajari. Aplikasi ini berbayar tergantung harga yang dicantumkan oleh masing-masing guru.

Kalau kamu tertarik mencoba iTalki, kamu bisa menggunakan kode undangan saya di tautan ini. Dengan menggunakan kode tersebut, kamu akan mendapat bonus kredit US$5 setelah melakukan pembelian kredit sebesar US$20.

Tips dalam belajar bahasa asing

Saya punya beberapa tips yang bisa membantu kamu dalam belajar bahasa asing, yaitu:

  1. Temukan motivasi belajarnya. Tinggal jawab pertanyaan ini, “mengapa saya ingin belajar bahasa X?” Contoh motivasi saya untuk lebih memperlancar bahasa Estonia, karena berencana untuk tinggal jangka panjang di sini. Untuk mendapatkan izin tinggal permanen, wajib bisa bahasa Estonia minimal di tingkat B1 (menengah).
  2. Gunakan terus bahasanya. Kalaupun tidak digunakan secara aktif, minimal digunakan untuk baca tulis. Kemampuan berbahasa Mandarin saya sudah mulai hilang, karena tidak pernah dipakai sama sekali. Kembali ke nomor 1, motivasi saya kurang kuat untuk berbahasa Mandarin. 😅
  3. Fokus di 3 bulan pertama. Jika kamu tipe yang ingin bisa belajar banyak bahasa, menurut saya belajarnya jangan dicampur-campur. Sebaiknya 3 bulan pertama fokus di satu bahasa saja, agar bisa membaca pola di bahasa target terlebih dahulu.
  4. Gunakan sosial media seperti Twitter dan YouTube untuk menambah kosa kata sehari-hari di bahasa target. Saya sering melakukan like di cuitan-cuitan orang Estonia dan Malaysia, agar algoritma Twitter merekomendasikan lebih banyak lagi cuitan berbahasa Estonia dan Malaysia.

Demikian cara saya belajar bahasa asing secara mandiri. Semoga dapat membantu teman-teman yang juga mau belajar bahasa asing. Jika kamu punya tips-tips yang bisa dibagikan silakan tinggalkan tips-tipsmu di kolom komentar di bawah ini. 👇🏼

Pribadi