ASEP BAGJA

product engineer & electronic musician

Asep Bagja
Bahasa Indonesia
  • 6/5/2022
  • 5 menit baca

Transaksi Perbankan Konvensional di Estonia

Tema keributan minggu ini di jagat Twitter Indonesia adalah seputar ATM di Indonesia yang katanya lebih canggih daripada ATM di Amerika Serikat. Berawal dari orang Amerika Serikat yang memvideokan pengalamannya menggunakan ATM di Indonesia yang memiliki fitur berlimpah, lalu muncul tanggapan dari diaspora Indonesia di Amerika Serikat yang berpendapat Amerika Serikat tidak kalah canggih. Tanggapannya tentu lebih melebar dari sekadar ATM, tapi juga dari kecanggihan perusahaan fintech di Amerika Serikat.

Dari topik tersebut saya jadi ingin berbagi pengalaman soal transaksi perbankan di Estonia, negara mungil di Eropa Utara, yang mungkin jarang diketahui oleh orang Indonesia. Tentu saja saya tidak akan membandingkan kecanggihan mesin-mesin ATM di Estonia, karena kehidupan di Estonia sudah cashless dan semua bisa dilakukan lewat online banking. Mesin ATM cuma dipakai dalam kondisi darurat untuk menarik uang kas jika diperlukan. Tidak ada fungsi lain selain menarik uang, cek saldo, dan ganti PIN kartu. Dua fungsi terakhir sebetulnya juga sudah ada di aplikasi ponsel yang dikeluarkan oleh bank.

Membuka rekening bank konvensional

Mengapa saya tuliskan bank konvensional? Karena memang penggunaan fintech di Estonia untuk transaksi di dalam negeri tidak umum, menggunakan bank konvensional lebih nyaman dan diterima publik. Kata beberapa orang di linimasa saya, untuk membuka rekening bank konvensional di Amerika Serikat, Jerman, Portugal, dan Inggris membutuhkan jadwal temu dengan bank dan harus datang ke bank. Begitu juga di Indonesia kan? Tapi setidaknya sekarang sudah ada bank moderen seperti Jago dan Jenius yang bisa membuka rekening langsung dari app.

Di Estonia, membuka rekening bank konvensional bisa dilakukan dalam waktu kurang dari 5 menit, tidak perlu datang ke bank, dan tidak perlu setor deposit minimal. Terima kasih dengan adanya eID. Hanya perlu kunjungi website bank, masukkan nomor identitas penduduk dan otentikasi menggunakan KTP yang dicolokkan ke komputer, Mobile ID, atau aplikasi Smart ID. Maka semua data personal akan otomatis terisi. Tanda tangan kontrak membuka rekening pun dilakukan dengan cara yang sama.

Membuka rekening bank
Kunjungi website dan otentikasi untuk membuka rekening.

Sejauh ini yang paling cepat untuk membuka rekening adalah LHV yang merupakan bank asli Estonia. Beberapa bank lain seperti Swedbank dan Luminor mensyaratkan langkah tambahan seperti verifikasi lewat panggilan video, yang menurut saya tetap saja mudah karena tidak perlu datang ke bank.

Setelah langkah pendaftaran selesai, kartu debit pun akan dikirim ke rumah. Hal unik dari bank yang saya gunakan, jika kartu dikirim ke rumah biayanya gratis tetapi jika kita memilih untuk mengambil kartu di kantor cabang malah dikenakan biaya tambahan. 😆

Hal ini berlaku untuk membuka rekening bank personal dan rekening bank perusahaan. Saya masih ingat dulu membuka rekening bank perusahaan di Indonesia rumitnya luar biasa. Banyak formulir yang harus diisi. Bahkan ada yang mensyaratkan dokumen kontrak sewa ruko. 🥲

Transaksi pembayaran sehari-hari

Seperti yang saya tuliskan sebelumnya bahwa kehidupan di Estonia sudah cashless. Semua pembayaran bisa dilakukan dengan menyentuhkan kartu ke mesin pembayaran yang mendukung Visa PayWave dan Mastercard Contactless. Biasanya transaksi kurang dari 50€ tidak akan ditanya PIN.

Jika kamu memiliki ponsel pintar yang memiliki fitur NFC, maka kamu sudah tidak perlu mengeluarkan kartu lagi. Kartu debit bisa diintegrasikan ke Apple Pay dan Google Pay jadi bisa langsung menyentuhkan ponsel ke mesin pembayaran. Mesin-mesin pembayaran di Estonia sudah mendukung NFC.

Uang kertas dan uang koin sangat jarang diperlukan di Estonia. Pembayaran secara cashless ini bahkan dilakukan hingga ke hal-hal receh seperti membayar toilet umum. Di beberapa tempat di Estonia masih memberlakukan toilet berbayar.

Cashless transaction
Membayar toilet umum menggunakan kartu debit.

Jika harus menyimpan uang kas, saya rasa menyimpan beberapa uang koin lebih bermanfaat dibandingkan menyimpan uang kertas. Uang koin dapat digunakan untuk membuka kunci troli di supermarket (uangnya tetap akan kembali ke kita), nyawer ke pengamen yang tidak punya kode QR, masuk ke toilet di taman yang mesin pembayarannya masih kuno, atau untuk kerokan 😂.

Transfer antar rekening

Transfer antar rekening termasuk beda bank dilakukan secara instan dan bebas biaya. Bahkan sebetulnya transfer antar negara pun selama berada di SEPA (Single Euro Payments Area) terjadi secara instan tanpa tambahan biaya termasuk Sabtu dan Minggu. Dengan catatan bank pengirim dan penerima sama-sama sudah terdaftar sebagai anggota SEPA Instant. Jika salah satu tidak terdaftar, paling lama satu hari baru akan sampai.

Setidaknya untuk transfer di dalam negeri, semua transfer terjadi secara instan 24 jam sepanjang tahun.

Akses terhadap pinjaman

Untuk mendapatkan pinjaman konsumsi dari bank syaratnya hanya sudah menjadi penduduk dan memiliki penghasilan rutin. Saat mengajukan pinjaman, sistem bank akan secara otomatis mengecek pajak yang telah dibayarkan. Dari rekam historis pajak tersebut maka bank akan mengeluarkan plafon yang bisa diakses. Setidaknya itu pengalaman saya memanfaatkan fasilitas pinjaman bank untuk membeli barang yang agak mahal tanpa harus mengacaukan arus kas bulanan.

Sedangkan untuk akses terhadap kartu kredit hanya bisa dilakukan jika orang asing sudah memiliki visa tinggal permanen atau untuk warga negara.

Penutup

Demikian kehidupan di Estonia yang sudah cukup efisien. Setidaknya sistem perbankan konvensional di sini tidak semerepotkan seperti di negara-negara Eropa yang sudah saya sebutkan di atas, sehingga tidak terlalu perlu mengandalkan inovasi dari perusahaan-perusahaan fintech dalam transaksi sehari-hari.

Tram jalur 1
Gambar tidak ada hubungannya dengan artikel.
Estonia