Saat memutuskan untuk pindah dan menetap ke satu tempat, biasanya yang pertama kali dilakukan adalah mencari tempat tinggal. Itu juga yang saya lakukan selama ini saat merantau dan berpindah dari satu kota ke kota lain di Indonesia. Tentu saja mencari tempat tinggal di negara lain memberikan pengalaman yang berbeda dengan mencari tempat tinggal di Indonesia.
Di Estonia terutama di Tallinn, proses mencari tempat tinggal itu termasuk cukup mudah karena semua bisa dilakukan secara online. Dua situs Internet yang biasanya dikunjungi untuk melakukan pencarian adalah kv.ee dan City24. Di situs tersebut kita bisa mencari jenis properti yang kita inginkan apakah rumah tapak, apartemen, atau share house (satu rumah dibagi untuk beberapa penyewa). Untuk ekspatriat yang bekerja di Tallinn biasanya lebih memilih apartemen untuk disewa, karena biasanya berlokasi di dalam kota dan harga sewa tidak semahal rumah tapak.
Kota Tallinn dibagi menjadi 7 distrik: Haabersti, Kristiine, Lasnamäe, Mustamäe, Põhja-Tallinn, Nõmme, dan Pirita. Jika ingin berada dekat pusat kota Tallinn, pada umumnya orang akan menyewa di kawasan Kesklinn. Saya sendiri tinggal di Lasnamäe tapi di area yang berbatasan dengan Kesklinn. Jadi masih dekat ke pusat kota, dekat bandara jika perlu terbang ke luar negeri, dan tidak terlalu jauh jika harus ke kantor yang berada di distrik Põhja-Tallinn (sekitar 20 menit perjalanan menggunakan tram).
Kebanyakan apartemen di kota Tallinn yang tujuannya untuk disewakan berjenis full-furnished, dengan kata lain biasanya sudah ada perabotan lengkap seperti: kulkas, kompor induksi, mesin cuci piring, oven, beberapa peralatan dapur dasar, kasur, TV, kursi, meja makan, dan mesin cuci pakaian. Jadi penyewa tinggal mengisi perabotan tambahan sesuai selera. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak menyewa apartemen di Tallinn.
Harga sewa apartemen di Tallinn berkisar antara 400€-1,000€/bulan. Tentu saja biaya sewa yang murah bukan jadi satu-satunya penentu. Selain melihat kondisi unit apartemennya, kita harus perhatikan juga umur bangunan apartemen dan kelas energinya. Kelas energi adalah seberapa efisien sebuah bangunan dalam mengkonsumsi energi untuk pemanas ruangan, pemanas air, dan penggunaan listrik. Di Estonia kelas energi bangunan terbagi 7 dan menggunakan abjad: A sampai G. A adalah yang paling efisien dan G adalah yang paling buruk.
Mengapa kita harus perhatikan ini? Karena sebagai penyewa selain membayar biaya sewa bulanan, kita juga akan membayar biaya utilitas bulanan. Biaya utilitas ini meliputi gas untuk menghangatkan ruangan dan air, serta biaya listrik. Terutama di musim dingin, biaya utilitas bisa membengkak hingga dua kali lipat dibanding musim panas. Jadi semakin buruk kelas energi bangunannya maka biaya utilitasnya semakin mahal. Tidak lucu kan jika kita menyewa unit seharga 400€ dengan fasilitas seadanya dan luas ruangan yang kecil, tapi di musim dingin membayar biaya utilitas juga hampir seharga sewa. Lebih baik biaya sewa sedikit mahal tapi mendapat fasilitas bagus, tapi biaya utilitas rendah karena bangunannya sudah efisien. Kelas energi A sampai C sudah cukup bagus.
Semakin tua bangunannya, biasanya kelas energinya juga tidak bagus-bagus amat kecuali bangunannya sudah pernah direnovasi oleh pengelola. Tapi jangan khawatir, info seperti ini selalu tersaji secara transparan di situs-situs properti. Selain itu kita juga bisa tanyakan ke agen properti (broker) yang menangani properti tersebut, berapa rata-rata biaya utilitas di musim panas dan di musim dingin untuk unit apartemen yang kita inginkan.
Proses menyewa apartemen di Estonia, biasanya melibatkan agen properti atau broker. Proses yang paling umum adalah calon penyewa membuat janji dengan agen lewat situs-situs properti untuk bisa berkunjung ke unit apartemen yang diincar. Lalu jika calon penyewa merasa cocok, pihak agen akan memberitahu pemilik properti untuk membuat janji pertemuan dengan calon penyewa.
Untuk pengalaman saya, saat saya merasa cocok dengan unit apartemen yang hendak disewa maka agen menyuruh saya untuk membuat surat perkenalan karena pemilik properti terlalu sibuk untuk bertemu. Bentuknya mirip surat lamaran kerja. Lengkap dengan foto saya, istri, dan dua bocah bulu kami. Di situ juga saya menjelaskan saya bekerja di mana, punya gaji berapa per bulan, dan rencana ke depan di Estonia mau berapa lama.
Jika pemilik properti menyatakan setuju untuk menyewakan apartemennya, tahap selanjutnya adalah pembuatan kontrak, dan melakukan pembayaran. Di tahap ini lah kita harus punya uang minimal 3 kali lipat dari biaya sewa. Misal biaya sewa unit apartemennya adalah 600€/bulan, maka penyewa akan membayar 1,800€ di awal. Rinciannya adalah 600€ biaya sewa bulan pertama, 600€ biaya agen, dan 600€ adalah deposit yang akan dikembalikan jika penyewa berhenti menyewa.
Itu mengapa sulit untuk menyewa properti langsung dari pemilik tanpa melibatkan agen, karena dari sisi pemilik sendiri dia tidak menanggung biaya apapun dan tidak perlu susah payah mencari penyewa sendirian. Biaya agen yang sebesar biaya sewa satu bulan dibebankan ke calon penyewa. Uang deposit akan kembali di akhir masa sewa, dan biasanya tidak utuh karena uang tersebut akan digunakan pemilik jika ada kerusakan di unit apartemen selama disewa. Di Estonia, sewa properti dibayar bulanan walaupun kontraknya tahunan.
Jika kita memiliki hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, maka kita harus pastikan ke agen apakah pemilik mengizinkan ada hewan di propertinya atau tidak. Biasanya mencari unit apartemen yang mengizinkan hewan peliharaan sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan tidak membawa hewan peliharaan. Harga sewa pun lebih tinggi dibanding apartemen biasa, karena pemilik takut barang-barangnya rusak akibat dicakar atau disenggol hewan.
Beruntung saya bisa menemukan unit apartemen di area yang strategis dan pemiliknya pun mengizinkan untuk membawa hewan. Tentu saja ada konsekuensinya, saya harus menaruh deposit di awal lebih besar dari satu bulan biaya sewa.
Sekian pengalaman yang bisa saya bagikan tentang mencari dan menyewa apartemen di Tallinn, Estonia.