Resensi Buku: Just Keep Buying

Buku yang membahas tentang menabung, berhutang, dan investasi.

buku

Saya baru saja selesai membaca buku yang berjudul Just Keep Buying karya Nick Maggiulli. Nick Maggiulli adalah Chief Operating Officer dan Data Scientist di Ritholtz Wealth Management. Saya menemukan buku ini secara tidak sengaja di rak buku-buku bisnis di toko buku Rahva Raamat saat sedang jalan-jalan ke kota Tartu, kota kedua terbesar di Estonia.

Just Keep Buying cover book
Sampul buku Just Keep Buying karya Nick Maggiulli

Judulnya menarik perhatian saya karena terdengar sangat kontradiktif dengan topiknya yang membahas tentang membangun kesejahteraan finansial. Saya baca sekilas isinya, dan saya pun tertarik untuk membelinya. Saya pikir buku ini akan memberikan pandangan yang berbeda tentang bagaimana kita mengelola keuangan kita.

Just Keep Buying terdiri dari dua bagian: menabung dan investasi. Pembaca tidak harus membaca isi buku ini secara berurutan. Jadi kita bisa langsung loncat ke bagian yang menurut kita menarik. Tapi saya memutuskan untuk membaca secara berurutan dari awal hingga akhir.

Menabung

Di bagian pertama soal menabung, ada satu hal yang paling menarik perhatian saya. Yaitu tentang seharusnya kita lebih berfokus pada menambah pemasukan daripada mengurangi pengeluaran. Alasannya sederhana, kita tidak bisa mengurangi pengeluaran sampai ke titik nol, tapi kita bisa menambah pemasukan sampai ke titik tak terbatas. Buat apa kita mengurangi pengeluaran sampai ke titik sangat rendah, tapi kita tidak bisa menikmati hidup yang kita inginkan?

Penulis membahas bagaimana kita bisa tetap menambah pengeluaran tanpa harus merasa berdosa. Misalnya saat kita mendapat kenaikan gaji, tidak apa kalau kita meningkatkan gaya hidup kita. Tapi tentu saja ada batasnya. Misal dengan kenaikan gaji 10%, kita bisa menambah pengeluaran sebesar 5% dan sisanya kita tabung.

Contoh lainnya agar tidak merasa bersalah saat menambah pengeluaran adalah dengan menabung jumlah yang sama dengan yang akan kita keluarkan. Misal kita ingin membeli barang hobi yang harganya 100 euro, maka kita harus menyisihkan 100 euro juga untuk ditabung atau diinvestasikan ke aset yang menghasilkan pemasukan misal saham, obligasi, dan sebagainya. Dengan cara ini, kita bisa menikmati hidup tanpa harus merasa bersalah.

Di bagian ini juga penulis membahas soal hutang. Tidak selamanya hutang itu buruk. Bahkan hutang untuk keperluan konsumsi bisa jadi baik asal kita bisa mengelolanya dengan baik, karena cicilan bisa membuat arus kas kita lebih lega. Apalagi jika cicilan tersebut berbiaya rendah alias tanpa bunga. Tentu saja kita harus tahu berapa batas cicilan yang kita sanggup bayar, dan berapa lama kita akan melunasinya. Semakin lama kita melunasi hutang, semakin beresiko hutang tersebut karena kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan.

Buku ini juga membahas tentang kapan sebaiknya mengambil keputusan besar untuk membeli rumah untuk keperluan tempat tinggal dan kapan sebaiknya kita tetap menyewa. Penulis memberikan pandangan yang berbeda soal rumah tinggal, karena rumah tinggal bukanlah aset produktif yang menghasilkan pemasukan. Jadi kita harus mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk membeli rumah apalagi jika kita memutuskan untuk membelinya dengan cara kredit.

Investasi

Biasanya buku-buku keuangan yang membahas tentang investasi yang berbahasa Inggris, terutama yang ditulis oleh penulis Amerika, akan membahas investasi yang terlalu US-centric. Tapi buku ini tidak. Penulis membahas konsep investasi yang bisa diterapkan di mana saja.

Beberapa jenis investasi yang dibahas di buku ini adalah saham, obligasi, ETF, real-estate, tanah pertanian, royalti, dan produk buatan kita sendiri. Buku ini membahas pro dan kontra dari masing-masing jenis investasi tersebut.

Khusus untuk investasi di pasar saham, penulis memberikan pandangan yang berbeda dilengkapi dengan data-data historis. Di buku ini dibahas bahwa membeli aset saham secara berkala dengan jumlah yang sama setiap bulan atau setiap tahun lebih baik daripada menunggu-menunggu harga saham turun. Karena secara historis dalam jangka panjang, pasar saham akan cenderung naik bahkan setelah mengalami koreksi besar sekalipun.

Ada satu bagian yang US-centric di bagian ini, yaitu soal apakah pembaca harus memaksimalkan kontribusi ke 401(k) atau tidak. 401(k) adalah program pensiun yang disponsori oleh perusahaan di Amerika. Jadi sebagai pembaca, kita harus bisa mencari hal yang setara di negara kita masing-masing.

Kesimpulan

Buku ini memberikan pandangan yang berbeda tentang menabung, mengambil hutang, dan juga berinvestasi. Angka-angka persentase di buku ini tidak kaku, kita bisa menyesuaikan dengan kondisi keuangan kita masing-masing. Penulis juga memberikan contoh-contoh yang bisa diterapkan di kehidupan nyata yang bisa diterapkan oleh pembaca, di mana pun posisi keuangan kita saat ini.